About Me

My photo
Salatiga, Central Java, Indonesia
Hi I am Bramantya Widiantoro but most people know me by Badonx. I love adventure and nature tho I must admit that I have not spent much time in this. I write stories and poems to express my feelings toward many things such as humanity, love, relationship, or even jokes. I own CB150R and I love to ride it whenever I can. I am married and I have a wonderful wife that inspires my life. Cheers!

Monday, September 2, 2019

Cerpen Ngambang - Alam

Mentari mulai tenggelam, alam baru menampakan batang hidungnya. Bisa jadi dia baru saja bangun dari tidurnya yang panjang. Alam memang bukan mahluk yang tahan dengan tajamnya sinar dari sang surya yang teramat mengusik mata. Lebih cenderung mahkluk nocturnal yang notabene mumpuni di gelapnya malam.

Hari demi hari Alam habiskan keluyuran di malam hari guna memastikan bahwa besok lambungnya bakal terjamin tidak kosong. Alam bisa melakukan apa saja, multi talent orang bilang. Nyopet, njambret, nodong sudah bukan barang baru buat dia. Tanyalah codet di muka dia. Mungkin kalau bisa ngomong, si codet bakal bilang "mo migrasi ajalah dari sini, udah sesak ga bisa gerak". Memang mukanya uda ga jelas lagi karena terlalu banyak sabetan benda benda tajam yang mengarah ke mukanya.

Alam sangat disegani di kelompoknya, meskipun perawakanya tidak terlalu besar tapi otot otot dibadanya sangatlah keras. Bukan didapati dari hasil ngegym ala ala cowok metrosex tapi lebih banyak berkembang karena hobinya berurusan  dengan bandit bandit di wilayahnya. Hampir tiap hari ada saja orang orang yang menantangnya berkelahi. Pukul 8 malam keatas adalah waktunya Alam buat melatih tiap jengkal otot dibadanya. Sudah tak terhitung lagi berapa kali Alam mengetuk pintu malaikat pencabut nyawa. Namun memang belum keberuntungan dia karena si malaikat masih enggan membukakan pintu baginya.

Akan tetapi, ada sisi sisi dari Alam yang banyak orang tidak tahu. Salah satu sisi kepribadian Alam yang mungkin akan membuat orang heran karena mungkin bertentangan dengan penampakan dia yang garang adalah kelembutan dia kepada adik perempuanya Aliyah. Alam begitu sayang kepada adiknya ini. Sejak kecil mereka hidup berdua dan Alam selalu memberikan dukungan terbaik bagi adiknya ini.

Suatu ketika, Alam sedang berjalan berdua dengan adiknya di sebuah taman kota. Waktu itu matahari mulai meredup mempersilahkan sang malam untuk mengambil alih peran. Bagi kebanyakan orang, taman kota itu tidak begitu aman menjelang malam hari. Mulai banyak aktifitas geng dan juga transaksi illegal yang terjadi di area itu. Memang pengawalan polisi sangatlah minim. Orang bilang oknum oknum polisi yang seharusnya berjaga di wilayah itu sudah dibeli oleh bandar bandar besar guna melanggengkan praktek illegal di area taman situ.

Mereka berdua berjalan menyusuri taman itu dan kebetulan melewati sebuah gerombolan laki laki bertato. Tampang mereka terlihat beringas seakan memberi tanda kepada orang orang disekitarnya untuk tidak mendekati gerombolan itu. Insting Alam mengatakan bahwa akan ada suatu kejadian yang tak mengenakan yang akan terjadi. Betul saja, ketika mereka mulai mendekati gerombolan tersebut, salah satu laki laki dari gerombolan itu melirik ke arah Aliyah dan spontan laki laki itu berujar "cewe cantik neeh". Kata kata tersebut langsung memantik perhatian seluruh gerombolan. Satu per satu laki laki itu melontarkan kata kata godaan.

Alam terpancing emosinya, dia tak terima adiknya diperlakukan seperti itu. Sontak dia merespon dan berkata "yang sopan donk Bang!". Respon Alam ditangkap dingin oleh gerombolan tersebut. "Biasa aja lu tong!" Salah satu dari mereka menghampiri Alam dan mearik kaosnya "cari mati lu?" kata orang itu. Alam tak bergidik, diraihnya pisau kecil disaku kiri celananya dan dia tusukkan pisau itu tepat dibagian kanan pinggang laki laki itu. Terkejut dan kesakitan, dilepaskanya genggamanya dari kaos Alam. Terbebas dari genggaman, Alam tak memberi ampun, disabetkan lagi pisau kecil itu kebagian leher laki laki itu dan tumbanglah laki laki itu ketanah sambil memegangi lehernya.

Tak berhenti disitu. Alam mengincar gerombolan yang lain dan merekapun bernasib sama. Tersungkur bersimbah darah oleh karena sabetan pisau Alam.

Terengah - engah karena sudah terlibat perkelahian berdarah, mata Alam mencari cari adiknya. Lega melihat adiknya baik - baik saja, alam tersenyum simpul sembari berkata "ayo pulang".

Aliyah terdiam dan nurut saja digandeng kakaknya pulang.






No comments:

Post a Comment